Blogger templates

Pages

Selasa, 14 Mei 2013

Museum Batik

Batik adalah warisan seni budaya asli Indonesia, yang sudah sepatutnya kita jaga dan rawat, agar budaya yang kita milki tidak punah begitu saja. Nah, agar kita dapat mengetahui jejak perjalanan seni batik di Indonesia.Jika  Anda sedang Berkunjung ke Jogjakarta, mampirlah ke Museum Batik yang berada di Jl. Dr. Sutomo 13 A, Yogyakarta.

Museum Batik didirikan pada tanggal 12 Mei 1977 atas prakarsa keluarga Hadi Nugroho. Masih adanya perhatian yang besar dari masyarakat termasuk wisatawan asing pada batik, mendorong keluarga ini merintis pengumpulan kain batik. Dimulai dari kerabatnya sendiri, orang tua, eyang dan generasi Hadi sendiri, hingga upaya merintis sebuah museum batik terlaksana.

Kini, museum ini menyimpan lebih dari 1.200 koleksi perbatikan yang terdiri dari 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting (alat pembatik), dan 35 wajan serta bahan pewarna, termasuk malam.
Koleksi museum ini terdiri berbagai batik gaya Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan gaya tradisional lainnya dalam bentuk kain panjang, sarung, dan sebagainya. Motifnya kebanyakan berupa motif pesisiran, pinggiran, terang bulan, dan motif esuk-sore.

Beberapa koleksinya yang terkenal antara lain: Kain Panjang Soga Jawa (1950-1960), Kain Panjang Soga Ergan Lama (tahun tidak tercatat), Sarung Isen-isen Antik (1880-1890), Sarung Isen-isen Antik (kelengan) (1880-1890) buatan Nyonya Belanda EV. Zeuylen dari Pekalongan, dan Sarung Panjang Soga Jawa (1920-1930) buatan Nyonya Lie Djing Kiem dari Yogyakarta. Semua koleksi yang ada dalam museum ini diperoleh dari keluarga pendiri Museum Batik Yogyakarta. Koleksi Sedangkan, ratusan koleksi lainnya adalah hasil karya sendiri pemilik museum diantaranya sulaman gambar Presiden RI pertama Soekarno, mantan Presiden Soeharto, Megawati Soekarnoputri, dan Hamengkubuwono IX. Selain itu ada juga potret wajah pahlawan Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro. Ada pula sulaman wajah Paus Yohanes Paulus II dan Bunda Teresa dari India.

Terdapat berbagai macam motif batik. Konon setiap motif batik memiliki makna dan filosofi tersendiri. Misalnya ada motif Pethuk Manten yang merupakan salah satu koleksi tertua, yang digunakan sebagai persembahan mempelai pria untuk mempelai wanita dalam pernikahan.

Ada motif kawung, salah satu motif batik yang biasa di pakai raja-raja keratin, memiliki filosofi “ingat dan waspada”. Untuk menggendong bayi. Sebuah motif kain batik juga bias menggambarkan statuys social pemakainya. Oleh karena itu, sehelai batik tidak dapat dikenakan sembarang orang. Misalnya motif Parang yang biasa dipakai Raja, tidak akan pantas apabila dipakai oleh abdi keraton.

Kegiatan rutin museum adalah pameran tetap di museum yang dibuka setiap hari dari Senin hingga Sabtu, pada pukul  09.00-15.00 WIB. Akses untuk menuju lokasi tersebut juga sangat mudah karena berada di pusat kota dekat dengan jembatan lempuyangan. Jalan dan lokasi parkir yang luas membuat museum ini mudah dikunjungi dengan segala jenis transportasi mulai dari sepeda motor sampai kendaraan roda empat. Selain itu apabila anda beruntung, pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan batik tulis di Museum ini.

Data

Alamat:
Jl. Dr. Sutomo No. 13 A
Yogyakarta INDONESIA
telp: +62-274-562338

Jam Buka:
Senin – Sabtu
09.00-15.00 WIB




0 komentar:

Posting Komentar